Tantangan
Ketum Partai Golkar
Imam M Kamal *)
Fungsi partai
politik menurut Budiardjo (2003) ada 4(empat), yaitu komunikasi politik,
sosialisasi politik, rekruitmen politik, dan pengelolaan konflik. Berdasarkan
empat fungsi tersebut, Partai politik mempunyai peran strategis dalam
menghasilkan kader-kader berkualitas yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa.
Hal
ini menjadikan kader-kader Partai Golkar
terus mempersiapkan diri pasca perdamainan antara kubu ARB dan Agung, dimana
sudah menyepakati akan melaksanakan Munaslub di bulan Mei mendatang.
Persaingan menuju ketua umum Partai
Golkar dalam Munaslub, yang sudah menyatakan kesiapannya adalah , Ade
Komarudin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsudin, Idrus Marham, Mahyudin, Prio
Budi Santoso, Syahrul Yasin Limpo, dan lainnya.
Para calon Ketua Umum Partai Golkar
sudah membentuk tim sukses, dan sudah melakukan operasi terang-terangan maupun
operasi senyap mendekati DPD 1 dan DPD II sebagai pemilik suara mayoritas pada
Munaslub yang akan datang.
Tantangan Ketum Partai Golkar Yang
baru setidaknya ada lima hal :
Pertama,
persaingan antar partai yang semakin ketat, pemilu 2009 dan 2014 partai golkar
memiliki suara diangka 14 %, sehingga tugas ketum baru untuk meningkatkan perolehan
suara pada pemilu 2019, dimana Partai –partai baru maupun partai lama siap-siap
menggerus suara Partai Golkar, ini tentu menjadi perhatian serius Ketum Golkar
terpilih.
Kedua,
Ketum terpilih harus menyiapkan diri atau tokoh lain untuk dicalonkan dalam
pemilihan Presiden, sebagaimana amanat MK dimana Pemilihan Presiden 2019
berlangsung serentak dengan Pemilu Legislatif 2019. Dimana Partai Golkar harus
mempersiapkan calon presiden jauh-jauh hari, untuk mengimbangi popularitas
Jokowi yang mungkin mencalonkan diri lagi.
Ketiga,
Menentukan Arah Kebijakan Partai Golkar mendukung pemerintahan Jokowi-Jk,
dengan imbalan kursi menteri hasil reshuffle atau tetap bersama Koalisi Merah
Putih.
Keempat,
Lebih menertibkan kader-kader partai Golkar, agar tidak kembali terjerat kasus
korupsi dan operasi tangkap tangan KPK, dimana jika ada kader-kader akan sangat
menguras energi partai untuk menghadapi opini publik yang terbentuk.
Kelima,
Program kerja dan kaderisasi partai yang lebih elegan, dimana banyak anggota
DPR yang sudah tiga periode, sehingga perlu kesempatan kepada kader-kader
lainnya.
Akhirnya siapaun nanti yang
terpilih, bisa membawa Partai Golkar menjadi Partai Modern dan terdepan dalam
menghasilkan kader-kader partai yang berkualitas menjadi Pemimpin Bangsa.
No comments:
Post a Comment