Tuesday, 19 April 2016

Tantangan Ketum Partai Golkar

Tantangan Ketum Partai Golkar
Imam M Kamal *)

Fungsi partai politik menurut Budiardjo (2003) ada 4(empat), yaitu komunikasi politik, sosialisasi politik, rekruitmen politik, dan pengelolaan konflik. Berdasarkan empat fungsi tersebut, Partai politik mempunyai peran strategis dalam menghasilkan kader-kader berkualitas yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa.
Hal ini menjadikan kader-kader Partai Golkar  terus mempersiapkan diri pasca perdamainan antara kubu ARB dan Agung, dimana sudah menyepakati akan melaksanakan Munaslub di bulan Mei mendatang.
Persaingan menuju ketua umum Partai Golkar dalam Munaslub, yang sudah menyatakan kesiapannya adalah , Ade Komarudin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsudin, Idrus Marham, Mahyudin, Prio Budi Santoso, Syahrul Yasin Limpo, dan lainnya.
Para calon Ketua Umum Partai Golkar sudah membentuk tim sukses, dan sudah melakukan operasi terang-terangan maupun operasi senyap mendekati DPD 1 dan DPD II sebagai pemilik suara mayoritas pada Munaslub yang akan datang.
Tantangan Ketum Partai Golkar Yang baru setidaknya ada lima hal :
Pertama, persaingan antar partai yang semakin ketat, pemilu 2009 dan 2014 partai golkar memiliki suara diangka 14 %, sehingga tugas ketum baru untuk meningkatkan perolehan suara pada pemilu 2019, dimana Partai –partai baru maupun partai lama siap-siap menggerus suara Partai Golkar, ini tentu menjadi perhatian serius Ketum Golkar terpilih.
Kedua, Ketum terpilih harus menyiapkan diri atau tokoh lain untuk dicalonkan dalam pemilihan Presiden, sebagaimana amanat MK dimana Pemilihan Presiden 2019 berlangsung serentak dengan Pemilu Legislatif 2019. Dimana Partai Golkar harus mempersiapkan calon presiden jauh-jauh hari, untuk mengimbangi popularitas Jokowi yang mungkin mencalonkan diri lagi.
Ketiga, Menentukan Arah Kebijakan Partai Golkar mendukung pemerintahan Jokowi-Jk, dengan imbalan kursi menteri hasil reshuffle atau tetap bersama Koalisi Merah Putih.
Keempat, Lebih menertibkan kader-kader partai Golkar, agar tidak kembali terjerat kasus korupsi dan operasi tangkap tangan KPK, dimana jika ada kader-kader akan sangat menguras energi partai untuk menghadapi opini publik yang terbentuk.
Kelima, Program kerja dan kaderisasi partai yang lebih elegan, dimana banyak anggota DPR yang sudah tiga periode, sehingga perlu kesempatan kepada kader-kader lainnya.

Akhirnya siapaun nanti yang terpilih, bisa membawa Partai Golkar menjadi Partai Modern dan terdepan dalam menghasilkan kader-kader partai yang berkualitas menjadi Pemimpin Bangsa.

No comments:

Post a Comment