Persimpangan Jalan Reshuffle Kabinet
Imam M Kamal *)
Isu
pergantian Menteri Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK, kembali terus bergulir
seiring perkembangan dinamika politik tanah air, terkait dinamika politik,
pertama sikap politik PAN yang sudah cukup lama menyatakan mendukung
pemerintahan Jokowi-JK, Kedua PPP yang sudah berlangsungnya muktamar kubu Romi
yang dihadiri Jokowi dan JK, Ketiga Partai Golkar yang sudah berdamai antara
kubu ARB dan Agung, sudah menyepakati akan melaksanakan Munaslub di bulan Mei
mendatang, dan Keempat PKS yang menyatakan diri sebagai opisisi loyal.
Fungsi partai
politik menurut Budiardjo (2003) ada 4(empat), yaitu komunikasi politik,
sosialisasi politik, rekruitmen politik, dan pengelolaan konflik. Berdasarkan
empat fungsi tersebut, Partai politik mempunyai peran strategis dalam
menghasilkan kader-kader berkualitas yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa
Agenda
pergantian menteri tidak hanya menyangkut prestasi kinerja menteri tetapi juga
menyangkut ketersedian logistik bagi parpol-parpol yang menempatkan
menteri-menteri sehingga, upaya berbagai parpol bermanuver untuk mendapatkan
jatah menteri membuat hembusan pergantian menteri selalu kencang tiap memasuki
agenda tahunan.
Menteri
menteri dan pejabat setingkat menteri yang menjadi sasaran isu penggantian
diantaranya : Menteri BUMN, Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Menteri ESDM,
Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Menpan RB,
Menko Maritim, Menteri KKP, Menpora, dan Menteri Desa .
Evaluasi
Kinerja 18 Bulan menteri-menteri tampaknya mulai menjadi sorotan Jokowi-JK, friksi tajam Menteri ESDM dan
Menko Maritim terkait Blok Masela, Teguran JK kepada menteri Susi Pudjiastuti
terkait kebijakan menteri KKP yang dianggap merugikan pengusaha, kondisi
perekonomian yang tak kunjung membaik, ditengah gejolak harga minyak dunia yang
tak menentu, PHK-PHK yang mulai terjadi di pabrik-pabrik , akibat harga dolar
yang tak kunjung turun dibawah 12 ribu,menyebabkan perusahaan yang mengandalkan
bahan baku impor cukup berat, sepakbola
sebagai olah raga rakyat dimana Indonesia kena sanksi FIFA.
Persoalan
penyerapan anggaran negara yang masih rendah, sebagian daerah malah menyimpan
anggaran pada deposito, Pengampunan pajak bagi pengemplang pajak. Semua
permasalahan tersebut diharapkan dapat diselesaikan oleh kabinet kerja yang
efektif, selama ini Jokowi sepertinya melihat ada persoalan-persoalan pada
tataran teknis yang dianggap menghambat kinerja pemerintahan Jokowi-JK, hanya
saja jika komposisi pergantian kabinet ini hanya mengakomodasi calon dari
Parpol yang mendukung pemerintah tanpa mempertimbangkan kompetensi calon
menteri tersebut, maka Reshuffle Kabinet adalah kesia-siaan, namun jika
pertimbangan profesionalisme tetap dikedepankan maka, efektivitas kinerja
kabinet Jokowi-Jk bisa berhasil dengan dukungan Partai Politik di Parlemen.
Menurut
Mardiasmo (2009) Efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas .
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output
yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output).
Proses kegiatan operasional data dikatakan efisien apabila suatu produk atau
hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang
serendah-rendahnya (spending well), sedangkan
efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target
kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan
tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif
apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely).
Terkait
Rencana Reshuffle Kabinet setidaknya ada 3 hal yang harus dihasilkan Kabinet :
1. Mampu
mendukung kinerja pemerintahan Jokowi-JK agar lebih efektih sisa jabatan 3,5
Tahun lagi.
2. Tidak
Ada beban politik untuk menyiapkan logistik Pemilu 2019, yang pada akhirnya
selesai jabatan sebagai menteri antri menjadi tahanan KPK.
3. Perbedaan
pandangan dalam kabinet harus diselesaikan dalam rapat kabinet, tidak menjadi
polemik di media massa, yang mengurangi kewibawaan Pemerintahan Jokowi-JK.
Pada
akhirnya kita berharap pemerintahan Jokowi-JK mampu menuntaskan janji-janji
Kampanye ketika Pilpres, setidaknya
sesuai pembukaan UUD 1945 membentuk suatu pemerintahan, memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
serta tak kalah pentingnya perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara.
No comments:
Post a Comment