Kemana Fahri Hamzah Berlabuh ?
Imam M Kamal*)
Awal April 2016, Dunia Politik Tanah
Air dikejutkan dengan Keputusan Majelis Tahkim PKS merekomendasikan Pemecatan
Fahri Hamzah dari semua Jenjang Keanggotaan PKS, sekaligus pencopotan dari
Kursi Wakil Ketua DPR RI, situasi ini membuat internal PKS panas dingin,
sehingga DPP PKS mengeluarkan Bayanat sehingga situasi internal PKS sedikit
demi sedikit kembali kondusif, Namun hal itu tidak menyurutkan langkah Fahri
Hamzah untuk menggugat Keputusan DPP PKS terkait pemecatannya, setelah
berkonsutasi dengan pengacaranya melayangkan gugatan ke Pengadilan Jakarta
Selatan, yang mulai minggu depan akan melaksanakan Persidangan.
Menarik untuk dicermati adalah
pembelaan Fahri Hamzah bahwa segala kronologis yang dibuat DPP, tidak
transparan menggambarkan kondisi yang sebenarnya, sedangkan bagi DPP sikap yang
diambil oleh Fahri Hamzah adalah bentuk pembangkangan. Kader PKS yang selama
ini cukup bangga dengan Fahri tidak sedikit yang mulai “memusuhi” Fahri bahkan
meminta Fahri meneladani Khalid bin Walid. Namun tak sedikit juga yang
mendukung Fahri bahkan meminta Fahri untuk mendirikan Jamaah Baru “Partai Baru”.
PKS tampaknya sedang berbenah,
setelah menunjuk Ledia Hanifa sebagai calon Wakil Ketua DPR RI menggantikan
Fahri Hamzah, PKS kemudian memilih Mustafa Kamal sebagai Sekretaris Jenderal
menggantikan Taufik Ridho yang mundur awal Tahun 2016, mundurnya Taufik Ridho
diyakini beberapa kalangan memiliki korelasi dengan pemecatan Fahri.
Yang sering menjadi pertanyaan
kemana Fahri Hamzah akan berlabuh ? jika gugatan kepada DPP PKS ditolak
Pengadilan Jakarta Selatan. Proses pengadilan pasti akan berjalan sangat lama,
ada peluang banding maupun kasasi, namun melihat gelagatnya Fahri Hamzah pasti
melakukan kalkulasi, Niatnya akan tetap bersama PKS, bahkan mengatan dia akan
menjadi yang terakhir, namun jika DPP PKS tidak menghendaki lagi, usaha Fahri
akan kandas.
Fahri adalah sosok yang cukup
potensial, pembawaaannya coocok sebagai oposisi bagi Pemerintahaan, Namun melihat
Perkembangan minggu ini, langkah kalkulasi politik Fahri mulai dilakukan,
pertama Dia ikut bertarung dalam pemilihan Ketua Umum ILUNI UI setelah bertemu
dengan aktivis UI yang mendukungnya, melihat calon lain yang mendaftar
tampaknya lawan beratnya Chandra M. Hamzah dan Jend. Moeldoko, kedua, Pertemuan
Fahri dengan Syarif Hasan dimana ada keinginan Fahri bertemu SBY, bisa
dipandang sebagai langkah yang mulai dirintis Fahri untuk bergabung dengan
Demokrat, walaupun ada ancaman Ruhut akan keluar dari Demokrat jika Fahri
gabung Demokrat, ketiga Fahri bergabung dengan Gerindra, namun melihat
kemesraan Sohibul Iman dengan Prabowo, tampaknya Fahri gabung dengan Gerindra
masih jauh, keempat Fahri mendirikan Partai Baru bersama sejumlah aktivis
sebagai wajah baru “PKS versi Fahri”, ini masih mungkin terjadi karena Tahapan
Pemilu masih 2017, sehingga masih banyak waktu untuk mendirikan Partai Baru dan
menyiapkan infrastrukturnya.
Pada akhirnya, Pilihan-pilihan
tersebut tentunya hanya Fahri Hamzah yang tau, namun setidakknya kita tetap
berharap tetap muncul, anggota-anggota legislatif yang vokal mengkritisi kebijakan Pemerintahan, agar
jalannya Pemerintahan tetap pada jalur yang benar sesuai amanat UUD 1945.
No comments:
Post a Comment