Friday, 29 April 2016

Kesulitan Hidup=Kasusah Hirup

Renungan Jumat
Kesulitan Hidup=Kasusah Hirup
Imam M Kamal *)
Setiap kita manusia mengalami kesulitan hidup ( saya lebih enak nulis kasusah hirup) baik ketika sekolah, kuliah, berkeluarga, bekerja, maupun bermasyarakat.
Kesulitan hidup adalah hal manusiawi, semua pasti mengalaminya, namun tidak semua sama cara menyelesaikannya, ada yang berpedoman kepada ajaran agama yaitu dengan sabar dan shalat, ada yang menyelesaikannya dengan cara-cara zalim lari dari masalah mabuk-mabukan, narkoba yang menyebabkan semakin jauh dari ajaran agama.
Agama Islam sebagaimana kita pahami adalah ajaran yang diturunkan Allah Swt sebagai rahmat bagi manusia lewat Nabi Muhammad Saw, ajaran yang sudah sempurna untuk menunjukan jalan yang lurus kepada manusia.
Kita sering menganggap majunya peradaban dengan kemajuan ekonomi, iptek dan kemajuan duniawi lainnya, namun kita selalu dapati fenomena jiwa-jiwa yang keropos didalamnnya, dinegara-negara maju fenomena bunuh diri begitu banyak, dilakukan oleh orang-orang yang secara materi cukup, bahkan terkenal, juga tak jarang majunya peradaban tersebut memperlakuan manusia jauh dari manusiawi, dalam masalah HAM ternyata memiliki standar ganda. dll.
Padahal sejatinya maju peradaban adalah buah ketaqwaan kita kepada Allah Swt, melibatkan Allah Swt dalam setiap langkah kita, adalah buah tanda keimanan yang kuat, tidak mungkin orang yang beriman korupsi, kalau korupsi imannya sedang lepas, orang yang beriman tidak mungkin berkhianat kecuali imannya sedang lepas, orang yang beriman lebih mengutamakan kepentingan umat jika mementingkan diri sendiri maka imannya sedang lepas, sehingga ketika kita mengalami kesusahan hidup disana kita sedang diuji, maka jangan sampai keimanan kita lepas. Setiap kesusahan selalu ada jalan keluar tinggal kita sabar menjalaninya.

Pada dasarnya kesulitan hidup itu merata, bersabarlah, dan syukuri perjalanan hidup kita, kalau urusan dunia lihatlah ke bawah, kalau urusan ketaatan lihatlah keatas, semua akan kembali kepada kita sendiri.

No comments:

Post a Comment