Menimbang PDIP Pasca Megawati
Imam M Kamal*)
Pemilu 2019, masih tersisa 3 tahun
kiprah PDIP dibawah kepemimpinan Megawati Soekarno Putri selama pasca reformasi
cukup fenomenal, setelah menang Pemilu 1999 dan 2014, serta mampu mengantarkan
kadernya Joko Widodo sebagai Presiden RI ke-7, Kedudukan Megawati SP sebagai
Ketua Umum tak tergoyahkan, Megawati adalah magnet kuat bagi pemilih fanatik
PDIP,.
Megawati sebagai anak Soekarno
sekaligus anak ideologis mampu mengikat pemilih-pemilih ideologis untuk
menjatuhkan pilihan pada PDIP, walaupun Tiga kali Pilpres selalu kalah, pertama
ketika kalah dari Gusdur pada sidang MPR 1999, kedua Pemilu 2004 kalah sama
SBY-JK, ketiga kalah sama SBY-Boediono, namun tidak menyurutkan ketokohannya di
lingkungan PDIP, berkat jiwa negarawannya pada Pemilu 2014 tiket PDIP diberikan
kepada Jokowi-JK dan pada akhirnya memenangkan Pemilu Presiden 2014 mengalahkan
Prabowo-Hatta Rajasa.
Menarik untuk dicermati bagaimana Megawati
menyiapkan PDIP Pasca beliau , jika kedepan tidak lagi berkecimpung di PDIP,
tentunya Megawati sudah regenarsi dan menyiapkan calon-calon pengganti beliau,
kalau melihat kemungkinan melanjutkan trah Soekarno kita mafhum Nama Puan
Maharani ada diurutan teratas, namun tidak tertutup kemungkinan calon, lainnya
yaitu Prananda Prabowo, yang dikalangan tertentu dikenal dekat dengan Presiden
Jokowi.
Sedangkan nama diluar trah Soekarno
ada beberapa nama Potensial, diantaranya Presiden Joko Widodo, Pramono Anung
dan Ganjar Pranowo. Namun faksi-faksi didalam internal PDIP tampaknya lebih
nyaman jika PDIP kembali dipimpin trah Soekarno.
Langkah Puan Maharani masuk menjadi menteri di Kabinet kerja
Pemerintahan Jokowi, tentunya akan menambah jam terbang dalam pemerintahan,
tentunya ini modal besar bagi Puan dalam mengelola PDIP pasca Megawati kedepan, sedangkan
Prananda Prabowo sebagai sosok new comers, adalah bintang baru yang sangat
diharapkan internal PDIP kedepan bisa memimpin PDIP Pasca Megawati SP.
Calon diluar trah Soekarno, Presiden
Joko Widodo, jika akan melanjutkan satu periode lagi pada Pemilu 2019, tentunya
harus bisa meraih dukungan ketua partai, bahkan menjadi Ketua Umum Partai,
namun untuk menjadi Ketua Umum PDIP sulit, karena PDIP baru melaksanakan
Kongres 2020. Sedangkan Pramono Anung dan Ganjar Pranowo lebih cocok menemani
dua trah Soekarno Prananda dan Puan mengelola PDIP Pasca Megawati.
Pada akhirnya kesiapan dari Puan dan Prananda yang akan menentukan kepada
siapa Megawati memberikan estafet Kepemimpinan PDIP, dan ini akan menjadi
tantangan yang sangat besar bagi internal
PDIP, apakah pasca Megawati pemilih ideologinya masih bersama PDIP atau beralih
ke lain hati, itu akan terjawab pada waktunya.
No comments:
Post a Comment