Wednesday, 25 May 2016

Syafrie Sudah Lewat Masanya

Syafrie Sudah Lewat Masanya
Imam M Kamal *)

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017, akan berlangsung pada 15 Februari 2017 sesuai jadwal yang telah di Launching KPU Republik Indonesia, calon-calon sudah mulai bermunculan diantaranya pertahana Basuki T Purnama (Ahok), Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, Nahrawi , M. Indrus, Adhyaksa Dault , Syafrie Samsuddin, bahkan Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini pun ikut dimunculkan, dll.
Jelang Pilgub DKI ada hal yang perlu dicermati, sesuai UU Khusus DKI nomor 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mensyaratkan pemenang pilgub harus 50 % +1, Dalam Pasal 10 “Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh satunorang Gubernur dibantu oleh satu orang Wakil Gubernuryang dipilih secara langsung melalui pemilihan umumKepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dan Pasal 11 (1) “Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluhpersen) ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih” sedangkan UU nomor 8 Tahun 2015 Pasal 109 (1) “Pasangan Calon Gubernur dan Calon WakilGubernur yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur terpilih” . Pemenang pilkada adalah yang tertinggi, berapapun selisihnya, sehingga perlu harmonisasi antara UU nomor 8 Tahun 2015 dengan UU Khusus DKI nomor 29 Tahun 2007.
Kembali lagi pada persaingan DKI-1, sebagai provinsi yang sangat strategis persaingan diprediksi akan sangat ketat, dan muncul calon-calon yang potensial, menarik dicermati adalah santernya partai Gerindra akan mencalonkan Syafrie Syamsudin, untuk melawan Ahok dalam Pilkada DKI nanti, rencananya akan dideklarasikan setelah  usai lebaran nanti.
Jika dicermati langkah Gerindra mendorong Syafrie Syamsudin menjadi calon Gubernur DKI, adalah langkah yang berani hal ini karena , pertama Syafrie Syamsudin sudah lama tenggelam dalam dunia politik DKI, jika dulu waktu jadi Pangdam Jaya, Syafrie mencalonkan Gubernur DKI, tentu cerita lain lagi, dimana ketika itu Dwi fungsi ABRI masih kuat. , Kedua Upaya penggalangan dukungan buat syafrie masih ada waktu, namun peta politik Jakarta yang dinamis harus disiasati oleh Tim Syafrie. Ketiga Calon-calon dari Parpol lain, jika memasukan figur-figur populer yang kekinian, misalnya Risma, Ganjar Pranowo, dll, harus disikapi secara serius, karena persaingangan makin keras.

Namun demikian kehadiran syafrie juga bisa menjadi testing of the water, apakah figur-figur TNI/Polri menjadi calon kepala daerah masih laku di mata pemilih, atau figur-figur yang “populer” dan bisa menyalurkan dana-dana segar pada saat pemilihan saja yang masih laku, kita semua sangat prihatin Pilkada Serentak masih diwarnai politik uang, yang tidak pernah bisa diungkap secara tuntas, padahal sejatinya Pilkada serentak ini adalah upaya mencari pemimpin terbaik yang memiliki program jelas dan terarah, semoga, di DKI kita bisa menghasilkan figur-figur yang lebih baik lagi, bukan figur-figur yang manipulatif.

No comments:

Post a Comment