Mou dan Politik Kekinian
Imam M Kamal
Sepekan
ini isu seputar Jose Mourinho akan menjadi Manager Manchester United begitu
santer, setelah Louis Van Gaal Gagal membawa MU Juara Liga dan Masuk Zona Eropa
dan hanya juara Piala FA. Kehadiran Mou diharapkan mampu membawa MU masuk
jajaran elit Liga Inggris kembali, setelah hampir 3 tahun gagal menjadi Juara,
bahkan Tahun 2015-2016 dipermalukan oleh Tim sekelas Leichester City yang
menjadi Kampiun.
Yang
menarik adalah begitu bergairahnya Fans MU menanti kedatangan Mourinho padahal
ketika Mou menangani Chelsea yang notabene saingan berat MU , tak jarang caci
maki keluar dari mulut fans garis keras, bahkan sering disebut pelatih tukang
parkir bus.
Politik
Indonesia kekinian mirip mirip fans MU dalam menyikapi Mourinho, ada yang dulu
saling caci maki, dan merasa tersinggung namanya dicatut, namun ternyata
setelah munaslub bergandengan mesra mendayung bersama menikmati politik negeri
ini, sungguh tipis antara benci dan suka.
Ada
juga media yang selalu muji muji seorang kepala daerah, namun ketika semakin
terbuka jejak kasus sang kepala daerah tersebut, serangan-serangan mulai
dilancarkan, untuk membuka bobroknya pengelolaan daerah oleh kepala daerah
tersebut, byang bekerja tanpa aturan tapi sama uang pengusaha betapa jelinya.
Ada
juga kader partai yang cukup vokal tiba-tiba dipecat oleh partainya dari semua
jenjang keanggotaan, jelas saja menyulut kontroversi yang panjang antara
pendukung di medsos, tak jarang twitwar antara pendukung kader yang di pecat
dan pendukung DPP, padahal partai tersebut dikenal prtai yang religius, yang
tak kalah kagetnya begitu tipisnya antara suka dan benci, yang dulu puja-puji
tiba-tiba caci maki bahkan disamakan dengan iblis padahal dia juga bukan Tuhan,
disamakan dengan khalid padahal dia juga bukan Umar.
Ini
semua dinamika politik yang terjadi dalam bangsa ini, semoga kita selalu waras
bahwa pekerjaan bangsa ini sangat banyak tidak mungkin selesai dengan caci
maki, dan buruk sangka, tapi energi bangsa ini harus ditujukan untuk membangun
kesejahteraan bangsa dengan adanya keteladanan pemimpin yang siap berdiri sama
tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa asing, jangan sampai pemimpin bangsa
ini menjadi sapi perahan bangsa asing.
No comments:
Post a Comment