Tuesday, 17 May 2016

Setnov dan Masa Depan Golkar

SETNOV DAN MASA DEPAN PARTAI GOLKAR
Imam M Kamal *)

Selasa Pagi ini 17 Mei 2016, Partai Golkar resmi memiliki ketua umum baru yaitu Setya Novanto (Setnov), setelah dilanda kisruh yang cukup lama kubu ARB dan Agung, Partai Golkar berhasil melaksanakan Munaslub di Bali. Terpilihnya Setnov seakan melanjutkan duet ARB-Setnov, dulu ARB Ketum, Setnov Ketua DPR, sekarang ARB Ketua Dewan Pembina, Setnov Ketua Umum.
Terpilihnya Setnov , bisa dianggap juga sebagai kesuksesan kubu Luhut men-gol-kan jagoaannya, sebagaimana diungkapkan Presiden Jokowi, Luhut melakukan gerakan-gerakan politik mendukung salah satu Caketum.
Dukungan Luhut terhadap Setnov akhirnya berbuah manis, semanis dukungan Setnov kepada Pemerintahan Jokowi-JK, terpilihnya Setnov dalam Munaslub, mengakhiri konflik Golkar kubu ARB dan Agung, namun jika melihat perkembangan Politik kedepan , Setnov kurang memiliki daya jual untuk menjadi Calon Presiden pada Pemilu 2019 mendatang, hal ini tentu harus dipertimbangkan kembali oleh Partai Golkar, bagaimana menyiapkan model Konvensi Calon Presiden, sehingga bisa menaikan posisi tawar partai Golkar.
Ada 5 hal yang harus disiapkan Setnov dan Partai Golkar menyambut Pemilu 2019 :
Pertama, hampir pasti Setnov bukan Calon Presiden, sehingga Partai Golkar harus mengusung Calon Presiden yang memiliki elektabilitas tinggi, kalau calonnya Setnov, tampaknya daya jualnya masih sangat rendah, sehingga Partai Golkar perlu memikirkan model yang tepat, apakah konvensi atau mendukung calon yang ada.
Kedua , munculnya Parpol-parpol baru yang akan menggusur suara partai Golkar. Ini tentunya Setnov dan jajaran Partai Golkar harus kerja keras, menghadapi kerasnya Pemilu 2019 mendatang.
Ketiga, meminimalisir kader-kader partai Golkar agar tidak terjerat kasus korupsi KPK,karena tahun-tahun kedepan adalah tahun pemilu dimana isu-isu sensitif akan digunakan lawan politik untuk mendegradasi parpol lainnya.
Keempat, arah kebijakan partai yang mendukung pemerintahan Jokowi-JK, sebagaimana hasil Munaslub, harus dimanfaatkan Partai Golkar untuk menguatkan posisi politik dalam menghadapi Pemilu 2019.
Kelima , harus adanya sirkulasi elit , sudah cukup banyak aleg-aleg partai Golkar yang sudah 3 periode, sebaiknya segera digantikan oleh kader-kader muda potensial, untuk menghadapi persaingan ketat di Pemilu 2019.

Semoga Partai Golkar dibawah Ketum Setnov bisa mengarungi Pemilu 2019 lebih baik daripada ARB dan JK, tinggal bagaimana Setnov mengelola kader-kader potensial untuk bersama-sama bekerja keras menghadapi Pemilu 2019. 

No comments:

Post a Comment