Wednesday, 11 May 2016

Kita dan Rumah Besar Bangsa Indonesia

Kita dan Rumah Besar Bangsa Indonesia
Jelang 71 Tahun HUT RI, Pekerjaan rumah bangsa Indonesia sebagai amanat para pendiri bangsa masih jauh panggang dari api.
Persoalan bangsa Indonesia yang terbesar adalah lemahnya kepemimpinan bangsa ini untuk mengelola kekayaan alam yang ada di NKRI untuk kesejahteraan bangsa Indonesia, yang ada pemimpin bangsa bekerjasama dengan investor asing dengan bagi hasil yang sama sekali tidak masuk akal.
Persoalan ideologi bangsa harusnya sudah selesai ketika Pemilu 1955, namun karena ada pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap kekuasaan, Bangsa ini mengalami masa kegelapan .
Reformasi 98 dianggap sebagai era kebangkitan selanjutnya bangsa Indonesia, namun maraknya kasus korupsi, skandal BLBI, skandal century, terorisme seolah bangsa Indonesia tidak keluar dari belenggu cengkraman asing, agar bangsa Indonesia tidak mandiri dalam pengelolaan kekayaan alam.
Pilpres 2014 menjadi pilpres terlama yang dialami bangsa ini, kubu pro jokowi dan pro prabowo sampai saat ini masih aktif bertempur dalam isu-isu yang terjadi di masyarakat, hal ini positif dalam rangka mengkontrol peran pemerintahan Jokowi-JK , namun bagi kalangan yang tidak suka dianggap sebagai kegaduhan yang tidak perlu.
Kita dan Rumah Besar Bangsa Indonesia, harus berperan aktif dalam ikut terlibat dalam penyelesaian persoalan bangsa yang ada di depan dan sekitar lingkungan kita, kita juga harus aktif mendorong pemimpin bangsa untuk mampu mengelola kekayaan alam untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Kita meyakini jika pemimpin bangsa mampu mengelola kekayaan alam bangsa Indonesia, bangsa Indonesia akan sejahtera sesuai dengan amanat pendiri bangsa, walaupun kita sadari musuh-musuh dari dalam yang selalu mengintai sebagai agen-agen ganda yang bekerja demi kepentingan asing tak akan pernah setuju bangsa Indonesia mandiri dengan kekayaan alam yang melimpah ini.
Kita dan Rumah Besar Bangsa Indonesia harus berdiri kokoh melawan segala bentuk intervensi asing dalam pengelolaan bernegara , berdaulat diatas kaki sendiri, kerja sama internasional diperlukan dalam kedudukan yang sama tinggi, duduk sama rendah, bukan pada posisi kita bangsa Indonesia sebagai hamba asing.
Kita dan Rumah Besar Bangsa Indonesia harus tetap terbuka terhadap berbagai ideologi yang berkembang, harmonisasi adalah tidak adanya pemaksaan terhadap keyakinan lain, semua harus tunduk dan patuh terhadap hukum , tidak ada lagi pemalsuan dukungan pendirian tempat ibadah, semua bergerak dalam koridor hukum positif bangsa Indonesia.

Kita dan Rumah Besar Bangsa Indonesia harus menjadi tempat berteduh seleuruh elemen bangsa, untuk mewujudkan cita-cita dan amanat para pendiri bangsa, semoga.

No comments:

Post a Comment