Pilihan Megawati Yang Penuh Resiko
Tadi
malam PDIP secara resmi mengusung Ahok-Djarot sebagai pasangan Calon Gubernur
DKI periode 2017-2022, pilihan ini diambil setelah beberapa kali Risma menolak
menjadi Calon Gubernur DKI. Pilihan cagub Ahok-djarot adalah pilihan yang penuh
resiko, pilihan ini disinyalir tidak sesuai dengan platform wong cilik, kasus
penggusuran-penggusuran dilakukan Ahok selama ini, sudah menyakiti wong cilik.
Isu-isu
pun bertebaran di media, mulai Mahar T rupiah, Megawati akan digoyang kasus besar,
sebagai barter penunjukan Ka BIN, semua
itu isu-isu yang belum tentu kebenarannya. Namun pilihan ini , pilihan yang
penuh resiko, dampak luasnya adalah akan tumbangnya PDIP pada Pemilu 2019, jika
lawan politik mampu mengelola dengan baik. Bahkan pada Pilkada 2017 jika hanya
dua calon kemungkinan besar Ahok-Djarot akan tumbang.
Tinta
sudah ditulis , pena sudah diangkat pilihan ini, pilihan yang tidak hanya
didunia namun juga kelak diakhirat akan diminta pertanggungjawaban, semoga
Megawati mengerti akan segala resikonya. Pertarungan berikutnya bukanlah lagi
pertarungan sederhana tapi harus bertarung ide-ide dan solusi permasalahan
Jakarta, juga kemungkinan terjadinya politik uang, harus diawasi selama
pelaksanaan Pilkada DKI, karena sangat banyak kepentingan-kepentingan pemodal
terhadap calon gubernur DKI yang akan terpilih, ini tentu menjadi PR semua
pihak yang berkepentingan terhadap Pilkada DKI. Semoga pemilih dapat memilih
secara sadar tanpa tekanan.
No comments:
Post a Comment