Wednesday, 7 September 2016

MENIMBANG JOKOWI-SRI



MENIMBANG JOKOWI-SRI
Perhelatan Pemilu 2019 masih 3 Tahun lagi, Golkar mulai bermanuver mengusung kembali Jokowi sebagai Calon Presiden pada pemilu 2019 mendatang, sedangkan untuk wakilnya mulai digadang-gadang sosok Sri Mulyani , Sri Mulyani yang baru saja kembali menduduki posisi menteri Keuangan  seakan menjadi magnet tersendiri, keberaniannya mengungkapkan kondisi keuangan negara pada saat ini mendapat pujian dari berbagai kalangan, karena banyak kalangan menilai Pemerintahan Jokowi-JK tidak transparan dalam pengelolaan keuangan negara, menyatakan kondisi aman namun penambahan hutang luar negeri terus dilakukan, sampai beberapa BUMN dilibatkan.
Sri Mulyani pun berani menunda DAU sejumlah 169 Provinsi, dan Kabupaten/Kota, ini tentunya mendapat sambutaan baik, dimana juga ditemukan fakta sejumlah daerah banyak menyimpan dana di Bank, tidak digunakan untuk belanja. Sehingga penundaan DAU ini diharapkan juga mampu meningkatkan tingkat penyerapan anggaran.
Manuver Golkar ini bisa dikatakan cerdas untuk mengejar target Golkar memenangkan Pemilu 2019, dimana sudah dua Pemilu 2009 dan 2014 Golkar gagal menjadi nomor satu.
Golkar yakin pasangan Jokowi-JK akan mendapatkan kemenangan pada Pilpres 2019 mendatang. Pilpres 2019 akan menjadi sejarah dimana Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden akan dilaksanakan serentak, banyak agenda-agenda yang harus dicermati dalam Pemilu 2019 serentak, dimana sistem pemilu dan paket pencalonan calon presiden dan wakil presiden , harus dibuat sederhana.
Paling mungkin adalah sistem pemilu berlangsung proporsional tertutup, dengan calon presiden adalah koalisi partai politik atau partai politik peserta Pemilu 2019, tanpa kecuali bisa mencalonkan paket pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Kalau sistem pemilu proporsional terbuka, maka akan cukup menyulitkan bagi pemilih , terlalu banyak foto, kemudian perlu dihapuskannya Parliamentary treshold untuk mengakomodasi suara rakyat pemilih, karena dengan aturan PT, jutaan suara rakyat banyak yang terbuang. Penyederhanaan Partai politik ditengah masyarakat Indonesia yang heterogen, hanya sia-sia belaka, karena hanya akan mati satu tumbuh seribu, partai-partai baru akan bermunculan, sehingga lebih baik kita menghargai jutaan rakyat pemilih dibandingkan penyederhanaan partai politik, yang jauh panggang dari apinya.
Sehingga pencalonan Jokowi-Sri Mulyani, akan juga dipengaruhi oleh sistem pemilu 2019 yang akan disepakati oleh Pemerintah dan DPR, sehingga akan memunculkan banyak varian capres dan cawapres atau akan capres dan cawapres yang tidak terlalu bervariasi, semoga pada Pemilu 2019 muncul alternatif kepemimpinan nasional yang kredibel dan mampu membawa Indonesia lebih adil dan sejahtera.
Baca juga Tulisan om August Mellaz yang menarik  tentang Pemilu 2019 yaitu :
http://www.spd-indonesia.com/wp-content/uploads/2016/05/Keserentakan-Pemilu-dan-Penyederhanaan-Sistem-Kepartaian.pdf

No comments:

Post a Comment