MENIMBANG JOKOWI-SRI
Perhelatan
Pemilu 2019 masih 3 Tahun lagi, Golkar mulai bermanuver mengusung kembali
Jokowi sebagai Calon Presiden pada pemilu 2019 mendatang, sedangkan untuk
wakilnya mulai digadang-gadang sosok Sri Mulyani , Sri Mulyani yang baru saja
kembali menduduki posisi menteri Keuangan
seakan menjadi magnet tersendiri, keberaniannya mengungkapkan kondisi
keuangan negara pada saat ini mendapat pujian dari berbagai kalangan, karena
banyak kalangan menilai Pemerintahan Jokowi-JK tidak transparan dalam
pengelolaan keuangan negara, menyatakan kondisi aman namun penambahan hutang luar
negeri terus dilakukan, sampai beberapa BUMN dilibatkan.
Sri
Mulyani pun berani menunda DAU sejumlah 169 Provinsi, dan Kabupaten/Kota, ini
tentunya mendapat sambutaan baik, dimana juga ditemukan fakta sejumlah daerah
banyak menyimpan dana di Bank, tidak digunakan untuk belanja. Sehingga penundaan
DAU ini diharapkan juga mampu meningkatkan tingkat penyerapan anggaran.
Manuver
Golkar ini bisa dikatakan cerdas untuk mengejar target Golkar memenangkan
Pemilu 2019, dimana sudah dua Pemilu 2009 dan 2014 Golkar gagal menjadi nomor
satu.
Golkar
yakin pasangan Jokowi-JK akan mendapatkan kemenangan pada Pilpres 2019
mendatang. Pilpres 2019 akan menjadi sejarah dimana Pemilu Legislatif dan
Pemilu Presiden akan dilaksanakan serentak, banyak agenda-agenda yang harus
dicermati dalam Pemilu 2019 serentak, dimana sistem pemilu dan paket pencalonan
calon presiden dan wakil presiden , harus dibuat sederhana.
Paling
mungkin adalah sistem pemilu berlangsung proporsional tertutup, dengan calon
presiden adalah koalisi partai politik atau partai politik peserta Pemilu 2019,
tanpa kecuali bisa mencalonkan paket pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden. Kalau sistem pemilu proporsional terbuka, maka akan cukup menyulitkan
bagi pemilih , terlalu banyak foto, kemudian perlu dihapuskannya Parliamentary
treshold untuk mengakomodasi suara rakyat pemilih, karena dengan aturan PT,
jutaan suara rakyat banyak yang terbuang. Penyederhanaan Partai politik
ditengah masyarakat Indonesia yang heterogen, hanya sia-sia belaka, karena
hanya akan mati satu tumbuh seribu, partai-partai baru akan bermunculan,
sehingga lebih baik kita menghargai jutaan rakyat pemilih dibandingkan
penyederhanaan partai politik, yang jauh panggang dari apinya.
Sehingga
pencalonan Jokowi-Sri Mulyani, akan juga dipengaruhi oleh sistem pemilu 2019
yang akan disepakati oleh Pemerintah dan DPR, sehingga akan memunculkan banyak
varian capres dan cawapres atau akan capres dan cawapres yang tidak terlalu
bervariasi, semoga pada Pemilu 2019 muncul alternatif kepemimpinan nasional
yang kredibel dan mampu membawa Indonesia lebih adil dan sejahtera.
Baca
juga Tulisan om August Mellaz yang menarik tentang Pemilu 2019 yaitu :
http://www.spd-indonesia.com/wp-content/uploads/2016/05/Keserentakan-Pemilu-dan-Penyederhanaan-Sistem-Kepartaian.pdf
No comments:
Post a Comment