Para
Pencoleng di sekitar Kekuasaan
Pengusaha
dan Para Penguasa adalah bagaikan dua sisi mata uang, saling melengkapi dan
saling membutuhkan, Pengusaha butuh kebijakan dari Pemegang Kekuasaan agar
banyak menghasilkan uang, Para Penguasa butuh duitnya pengusaha agar mampu
memuaskan hawa nafsunya.
Era
perebutan kekuasaan yang memakai rumus demokrasi lewat pemilihan langsung. Kebutuhan
sinergitas antara pengusaha dan penguasa berjalan dengan sangat dinamis,
pengusaha biasanya menanam investasi ke banyak calon, namun jika dirasa
calonnya sangat kuat , pengusaha akan berkutub di calon yang kuat. Investasi ini
secara tidak langsung membuat para penguasa tergadai, pada skala lebih besar,
ketika para penguasa tersebut akan mengeluarkan kebijakan , maka
kebijakan-kebijakan yang diambil, akan memberikan ruang yang sangat besar
kepada para pengusaha investor penguasa.
Maka
tak aneh jika kebijakan penguasa, langsung ditangkap dengan mudah oleh
pengusaha yang sudah dikondisikan, mau impor apa aja, selalu ada, maklum
pengusaha PALUGADA , apa-apa yang lu mau gua ada. Mau impor minyak ada, mau
impor senjata ada, mau impor daging ada, mau impor gula ada, mau impor beras
ada, mau impor ikan juga ada, mau impor garampun ada.
Siapa
yang dirugikan, yang dirugikan kita sebagai rakyat, rakyat yang sudah memberikan
mandat melalui Pemilihan , ternyata disuguhi Penguasa yang mementingkan
pengusaha. Boro-boro ada kebijakan yang bisa membangun ekonomi rakyat, yang ada
kebijakan yang semakin menyengsarakan rakyat.
Kita
sebagai rakyat harus cerdas, dan pandai-pandai mencatat siapa pengusaha dan
penguasa yang selalu menyengsarakan rakyat, maka pada pemilihan selanjutnya
tidak boleh dipilih lagi. Tapi kalu Cuma jadi rakyat penerima amplop pemilihan
, maka kita jadi rakyat yang sama-sama rusak, maka pantas diberi penguasa yang
tidak memikirkan rakyat. Marilah perbaiki dan rawat negeri ini dengan segenap
kemapuan kita, untuk negeri ini yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment