MEMBANGUN KEJAYAAN PANGANDARAN
IMAM M KAMAL *)
Gambaran umum Kabupaten Pangandaran
sebagai wilayah kerja KPU Kabupaten Pangandaran, dimana Kabupaten Pangandaran
merupakan Daerah Otonomi Daerah (DOB) di Provinsi Jawa Barat yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pembentukan Pangandaran
di Provinsi Jawa Barat, luas wilayah : 168.509 Ha, Luas Wilayah Laut : 67.340
Ha, Panjang Pantai 91 Km, Batas Wilayah Utara : Kabupaten Ciamis, Selatan :
Samudera Hindia, Barat : Kabupaten Tasikmalaya, Timur : Kabupaten Cilacap Jawa
Tengah. Terdiri dari 10 Kecamatan dengan 93 Desa, dengan jumlah penduduk yang
tercatat dalam Data Aggregat Kependudukan Per Kecamatan (DAK2) yang digunakan
pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran adalah sejumlah 398.603
orang.
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Pangandaran 2015 sudah selesai, dengan menghasilkan duet kepemimpinan H. Jeje
Wiradinata dan H. Adang Hadari, jika tidak aral melintang akhir Januari 2016
ini akan segera dilantik.
Pangandaran sebagai kabupaten
termuda di Jawa Barat, sudah seharusnya melakukan berbagai kebijakan
pembangunan untuk mengejar ketertinggalan dari kabupaten/kota lainnya di Jawa
Barat, banyak pekerjaan rumah yang cukup banyak bagi duet kepemimpinan H. Jeje
Wiradinata dan H. Adang Hadari. diantaranya ketertinggalan Sumber Daya Manusia
(SDM), sarana dan prasarana Kesehatan , Infrastruktur Jalan dan Perekonomian
Rakyat.
Sebagai Kabupaten yang memiliki kawasan
pantai dan daerah perbukitan pembangunan kawasan pangandaran harus terjaga
stabilitas pembangunan di dua kawasan yang relatif berbeda jangan sampai
pembangunan hanya menguntungkan kawasan pantai sedangkan daerah-daerah
perbukitannya tidak dilaksanakan pembangunann. Kawasan pantai yang dimiliki
kecamatan kalipucang, pangandaran, sidamulih, parigi, cijulang dan cimerak,
sedangkan kawasan perbukitan banyak di kecamatan cigugur, langkaplancar,
padaherang, mangunjaya. Akses Jalan Jabar selatan yang sudah cukup mulus, dan
menjadi kawasan tujuan pariwisata diantaranya pantai Barat/Timur di
Pangandaran, Batuhiu, Batukaras , Santirah, Citumang, dan Green Canyon.
Pertama untuk ketertinggalan SDM,
harus dilakukan berbagai program yang bersifat “kekhususan” artinya kebijakan
yang diambil pemerintah daerah harus mampu memacu peningkatan kualitas sdm
masyarakat pangandaran, pemkab harus berinvestasi dalam bidang SDM bagi
peningkatan daya saing daerah, diantaranya, 1. Jika memungkinkan , adanya PTN
yang berdiri di Kabupaten Pangandaran, ini tentunya harus melibatkan dukungan
Pemerintah Pusat /Kemenristekdikti dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2. Pemkab
Pangandaran bekerjasama dengan PTN untuk menerima siswa-siswa lulusan SMA yang
berasal dari pangandaran secara khusus, terutama bidang-bidang yang dapat
menunjang kemajuan pangandaran, misalnya : keuangan, agribisnis, kehutanan,
bidang kelautan, kesehatan dan pariwisata. 3. Pemkab bekerjasama dengan PTN/PTS
untuk meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah dalam pengelolaan pemerintahan
yang semakin kompleks.
Kedua Masalah Kesehatan, selama ini
belum ada RSUD, sehingga perlu adanya RSUD yang berdiri di Kabupaten
Pangandaran, hal ini penting dalam meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi
masyarakat Pangandaran, seiring perkembangan masyarakat kabupaten Pangandaran,
selama ini rujukan RSUD masyarakat Pangandaran banyaknya ke RSUD Kota Banjar.
Ketiga Masalah Infrastuktur Jalan,
walaupun infrastruktur jalan utama Pangandaran, yang terbentang dari Cimerak
sampai dengan Padaherang sudah mulus, namun akses-akses jalur-jalur jalan ke kecamatan
lainnya masih banyak yang belum tergarap, bahkan sudah mulai rusak, ini PR yang
harus diselesaikan oleh Kepemimpinan baru.
Keempat Masalah Perekonomian Rakyat,
selama ini perekonomian rakyat di Kabupaten Pangandaran banyak ditunjang oleh
hasil laut, hasil bumi dan pariwisata, seiring perkembangan kabupaten
Pangandaran, maka industri industri kreatif dan makanan olahan di Pangandaran
harus mulai didukung dan dibantu berkembang oleh pemerintah Kabupaten Pangandaran,
misalnya yang sudah mendapatkan pasar Jus Honje, tentunya masih ada industri
kreatif dan olahan lainnya.
Kelima Masalah Kependudukan, di
Pangandaran umumnya penduduk memiliki anak 2, program KB cukup berhasil serta jarak
kelahiran yang relatif jauh antara anak kesatu dan kedua, namun ini menyebabkan
adanya kekosongan antar generasi, ditambah anak-anak banyak yang dikirim
sekolah diluar pangandaran, sehingga banyak orang cerdas –cerdas tinggal diluar
pangandaran, ini harus diatasi dengan dipanggil pulangnya orang-orang sukses dan
cerdas orang pangandaran yang ada di luar pangandaran. Jika tidak maka semakin
banyak orang yang akan yang hijrah ke pangandaran seiring perkembangan kota,
sehingga Pangandaran harus rela jika suatu hari nanti Bupati bukan orang
Pangandaran.
Selama 12 bulan berada di
Pangandaran, terlihat kehidupan masyarakat masih “guyub” dalam acara-acara
gotong royong, dan hajatan-hajatan melibatkan orang se kampung.Masyarakat yang
“guyub” ini modal besar bagi pangandaran menatap masa depan, disini kembali
merasakan kehidupan masyarakat era 90-an, namun ada Teknologi Informasi yang mengisi
ruang-ruang privat kita, tentunya kemajuan teknologi tersebut mampu menunjang
kemajuan kabupaten Pangandaran tanpa menghilangkan kearifan lokal masyarakat
Pangandaran.
Akhirnya kita semua berharap semoga Pangandaran dibawah Kepemimpinan
Bupati dan Wakil Bupati Terpilih H. Jeje Wiradinata dan H. Adang Hadari, bisa
menjawab Seluruh Harapan Warga Pangandaran, Selamat berkerja Pak !
*)
Asgar Tinggal di Parigi